Kamis, 25 April 2013

Kesehatan Mental (tulisan 4)

Tulisan 4

STRESS
 Ø  Arti Penting Stress
Pengertian Stress
Pengertian stress secara harfiah adalah keras. Kata stress berasal dari bahasa latin yakni Stingere yang mengalami modifikasi berkelanjutan dari straise, strest, stresce dan kemudian stress. Di abad ke-17, kata stress diartikan sebagai sebuah kesukaran, kesusahan, kesulitan dan atau penderitaan. Akan tetapi, menariknya pada abad ke-18 kata stress beralih pada pemaknaan yang menunjukkan kekuatan, tekanan, ketegangan, ataukah usaha yang berpusat pada suatu benda dan juga (kekuatan mental) manusia.
stres adalah kesulitan-kesulitan yang dialami manusia berdasarkan pengalaman, dan yang muncul dari kesadarannya akan ancaman-ancaman yang dihadapinya. Stres sangat berkaitan dengan kejadian yang dialami sehari-hari. Hidup Anda dalam keseharian akan penuh dengan berbagai stres. Baik yang muncul dari rumah tangga, jalanan, problem keuangan dan pekerjaan rutin sebagai hasil interaksi Anda dengan rekan-rekan kerja yang berbeda pendidikan, situasi, kondisi, pengalaman, kecenderungan, kecerdasan, etika dan prioritas mereka.
Efek-Efek Stress

Efek Umum Stress
Pada Tubuh
Pada Perasaan
Pada Perilaku
·      Sakit kepala
·      Ketegangan atau nyeri otot
·      Nyeri dada
·      Kelelahan
·      Perubahan dalam gairah seks
·      Gangguan perut
·      Masalah Tidur
·      Kecemasan 
 Gelisah
·      Kurangnya motivasi atau fokus
·      Lekas ​​marah
·      Kesedihan atau depresi
·     Kurang nafsu makan atau malah makan berlebihan
·     Kemarahan yang meledak ledak
·     Penyalahgunaan obat atau alkohol
·     Penarikan sosial
·     Merokok

General Adaptation Syndrom
Seorang peneliti bernama Hans Selye mengungkapkan bahwa tubuh bereaksi pada stress dengan cara yang sama seperti tubuh berekasi pada infeksi atau luka.Tubuh memobilisasi diri untuk melakikam pertahanan dari ancaman dengan melakukan 3 tahap yang disebut dnegan General Adaptation Syndrome.
1.       Alarm reaction,Dalam tahap ini, yang bekerja adalah saraf simpatetik.Ketika terjadi stress,perubahan fisiologis seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah,pengalihan darah dari pencernaan ke otot,peningkatan pernafasan,dll, memberi suatu alarm seperti pegal,mual,pusing,dan rasa sakit lainnya.Di tahap ini, agak sulit dibedakan antara alarm yang diberikan tubuh sebagai tanda individu terserang penyakit atau sedang stress.             
2.       Resistance stage, selama tahap kedua,tubuh telah sepenuhnya memobilisasi pertahanan terhadap stress.Namun, jika muncul sumber stress baru,tubuh akan kurang mampu lagi untuk mengatasinya.Bila stress berlanjut,daya tahan tubuh akan habis sehingga mengarah pada tahap yang ketiga.
3.     Exhaustion stage, bila stress tidak berhenti, tubuh akan kelelahan dan pertahanan pun akan melemah.Kematian dapat terjadi pada tahap ini. Namun, stress sangat jarang menimbulkan kematian, tapi mampu mengacaukan fungsi-fungsi tubuh.

Factor Individual dan Sosial : Penyebab Stress
1.FaktorLingkungan
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi. Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.
2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja.
3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.

2. Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:
1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu.
Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan.
3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.
Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber stres.
3. Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan.
1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ke tempat kerja.
2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalam kepribadian orang.
                                                                                                                                                                    

 Ø  Tipe Stress Psikologis
      1.      Tekanan
Tekanan berlaku apabila unsur-unsur yang mendesak atau menekan melebihi keupayaan kita untuk menanganinya. Tekanan yang sederhana boleh menjadi suatu bentuk dorongan yang kuat. Ia dapat menolong tubuh dan minda kita untuk bekerja dengan baik dan menyumbang kepada kesihatan mental. Cara kita menangani tekanan yang dihadapi amat penting dalam menentukan kesihatan mental dan fisikal.
      Tanda-tanda Awal
  • Degupan jantung yang cepat
  • Rasa hilang kawalan atau ditenggelami oleh peristiwa yang berlaku
  • Banyak berpeluh
  • Risau dan bimbang
  • Terasa loya Gagal menumpukan perhatian atau membuat keputusan
  • Bernafas kencang
  • Rasa tidak sihat
  • Cirit birit dan terasa hendak membuang air kecil
  • Sukar untuk tidur
  • Kaki dan tangan terasa sejuk
  • Keinginan seks menurun
  • Selera makan berubah
  • Terasa amat letih
2.      Frustasi
Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress. Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh
3.      Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Kecemasan
kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.
Ø  Symptom
Penjelasan Reducing Response terhadap stress
Dalam mengatasi stres, anda dapat memiliki berbagai pilihan aktivitas, misalnya  mengambil cuti beberapa saat dan menghabiskan liburan bersama keluarga, meditasi, yoga, berolahraga atau melakukan hobi yang lain.
Salah satu cara terbaru yang ditemukan oleh para ahli dalam mengatasi stres adalah dengan tertawa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, orang dewasa lebih sedikit tertawa dibandingkan dengan anak-anak. Anak-anak dapat tertawa sebanyak 400 kali dalam satu hari, sedangkan orang dewasa hanya 15 kali. Mengapa kita jarang sekali tertawa padahal tertawa bukanlah suatu hal yang sulit? Orang dewasa jarang tertawa mungkin disebabkan karena masalah yang dihadapi semakin banyak, sehingga menimbulkan stres. Selain itu, media massa yang ada lebih banyak menyediakan berita mengenai hal-hal yang buruk. Kematian, pembunuhan, perceraian, sepertinya menjadi makanan kita sehari-hari. Tak heran, kita lebih sedikit tertawa dibandingkan dengan anak-anak. Oleh karena itu, marilah kita lebih mengenal keuntungan yang muncul jika anda tertawa. :

Mekanisme pertahanan diri Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik dan/atau mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat "mengungsi" dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.
Strategi Coping untuk Mengatasi Stress
Secara umum, terdapat dua cara untuk mengatasi stres , yaitu problem focus dan emotion focus
  • Problem focus, adalah cara mengatasi stres dengan memfokuskan diri pada masalah atau sumber stres . Cara ini dapat di lakukan jika masalah yang dialami bersifat controllable. Contohnya, anda mengalami kesulitan dalam mengikuti suatu mata kuliah tertentu. Anda juga khawatir apabila mata kuliah ini akan menurunkan indeks prestasi. Maka hal yang dapat anda lakukan (berdasarkan problem focus) adalah tidak mengikuti dan membatalkan mata kuliah tersebut.
  • Cara yang kedua adalah emotion focus, dimana mengatasi stres dengan cara memfokuskan diri dengan emosi yang dialami. Cara ini biasanya dilakukan ketika menghadapi masalah yang bersifat uncontrollable (tidak dapat dikontrol). Contohnya ketika  merasa stres akibat kehilangan saudara karena bencana tsunami, hal yang dapat dilakukan misalnya berdoa agar diberikan kekuatan oleh Tuhan dalam menghadapi masalah ini.

Ø  Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat) Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.html
Bagaimana Meningkatkan Toleransi Stres dan Pendekatan Berorientasi pada Tugas
Ada umumnya, pelaksanaan tugas selalu mengandung permasalahan dan tantangan. Masalah dan tantangan ini seringkali menimbulkan stres yang bisa mengganggu pencapaian tujuan.  Stres adalah suatu kondisi tegangan (tension) baik secara faal maupun psikologis yang diakibatkan oleh tuntutan dari lingkungan yang dipersepsi sebagai ancaman.  Stres merupakan bagian dari kondisi manusiawi. Dalam batas tertentu, stres membantu kita agar tetap termotivasi (eustres). Tetapi kadang-kadang kita terlalu banyak mendapatkan stres sehingga menurunkan kualitas kinerja kita (distres). Oleh karena itu, kita perlu memiliki kemampuan mengelola stres. Untuk bisa mengelola stres, maka langkah yang  harus kita lakukan adalah: mengenali gejala-gejala stres, memahami faktor-faktor penyebab stres, dan melatih diri melakukan mekanisme penanganannya (coping mechanism).
Sumber :                                                             










Tidak ada komentar:

Posting Komentar