Senin, 25 Maret 2013

kesehatan Mental tulisan 3

Tulisan 3

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
  • Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009:192).
Karakter penyesuaian diri dapat dibedakan menjadi penyesuaian diri positif (normal) dan penyesuaian diri negatif (abnormal).
Individu yang mampu melakukan penyesuaian diri positif diantaranya :
  1. mampu dalam belajar
  2. menghargai pengalaman
  3. tidak menunjukan adanya ketegangan emosional
  4. tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
Individu yang melakukan penyesuaian diri negatif diantaranya :
  1. menghadapi masalah secara langsung
  2. penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
  3. penyesuaian dengan belajar
Aspek-aspek Penyesuaian Diri  Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, 2009:195) ada empat aspek kepribadian dalam penyesuaian diri yang sehat antara lain :
  1. Kematangan emosional
  2. Kematangan intelektual
  3. Kematangan sosial
  4. Tanggung jawab
Bentuk-bentuk penyesuaian diri :
  1. Adaptive
  2. Adjustive
  •  Pertumbuhan Personal 
Pertumbuhan yang terjadi dalam diri seseorang itu karena adanya faktor lingkungan. Saat berinteraksi dengan orang lain dalam suatu lingkungan secara tidak langsung orang itu sedang menumbuhkan jati diri dalam dirinya. Ada juga faktor lain seperti keluarga sosial budaya dimana ia berada dan masing-masing faktor memiliki cara sendiri dalam pertumbuhan personal seseorang.
Sumber :
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-penyesuaian-diri.html
http://www.psychologymania.com/2012/09/karakteristik-penyesuaian-diri.html

kesehatan mental tulisan 1


Tulisan 1

Konsep Sehat
Sehat merupakan fungsi tubuh yang berfungsi dan berkoordinasi dengan baik serta bekerja dengan semestinya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 
Pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Setiap manusia pasti menginginkan dirinya dalam kondisi yang sehat karena seperti kata pepatah "di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat" dengan kata lain berarti dalam kondisi sehat setiap manusia dapat melakukan aktivitas tanpa ada hambatan dalam tubuhnya.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia, misalnya lingkungan yang kotor, konsumsi makanan yang kurang baik, pola hidup yang tidak sehat dan lain sebagainya. 
Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut :
  1. Kesehatan Fisik
  2. Kesehatan Sosial
  3. Kesehatan Mental
  4. Kesehatan dari Aspek Ekonomi
Jadi di sini saya berpendapat bahwa konsep sehat itu bukan hanya dimana seluruh bagian/organ tubuh berfungsi dan bekerja dengan baik (bagaimana semestinya), tetapi juga setiap usaha-usaha yang dilakukan agar dapat “mencapai” kesehatan dan mempertahankannya.

Sumber :
http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html
http://afand.abatasa.com/post/detail/2456/pengertian-sehat
http://4jipurnomo.wordpress.com/konsep-sehat/
http://blogspotsehat.blogspot.com/2012/12/konsep-sehat-dan-dimensinya.html


Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental 
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan. kata mental memiliki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa Latin yang berarti Psikis atau jiwa, jadi dapat disimpulkan bahwa hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis.
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
Era Pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Tujuan mempelajari Kesehatan mental yaitu :
  1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
  2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
  3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
  4.  Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Sumber :
http://hanyasebuahkarya.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental_21.html
http://www.dikutip.com/2010/10/definisi-kesehatan-mental.html
http://www.psychologymania.com/2011/09/periodesasi-sejarah-perkembangan-ilmu.html
http://books.google.co.id/books?id=qCg5hb-prEwC&pg=PA66&lpg=PA66&dq=sejarah+perkembangan+kesehatan+mental&source=bl&ots=3m_FyWplgK&sig=Q4XX6pxcY04TaK-MaE1Kfnp3JOg&hl=id&sa=X&ei=e9FLUfzUG4HPrQeJ5oHYAg&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%20perkembangan%20kesehatan%20mental&f=false


Pendekatan Kesehatan Mental 
  • Orientasi Klasik 
Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai kelakuan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Aktivitas klasik ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
Pendekatan mengenai kesehatan mental dapat mempunyai pangkal tolak dengan berorientasi pada aspek penyesuaian diri seseorang. Hal ini berarti yang di tekankan ialah aspek-aspek psikis. Yang penting ialah bagaimana seseorang harus menyesuaikan diri untuk dikatakan sehat. Orientasi ini berkembang untuk mengatasi kelemahan dari “orientasi klasik” yang menganggap seseorang “sehat” bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu. Orientasi klasik banyak digunakan dalam psikiatri . Pemikiran mengenai kesehatan mental yang lebih menekankan kemampuan penyesuaian diri seseorang menyamakan seorang yang “sehat psikologis” dengan pengertian, kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya sesuai tuntunan realitas sebenarnya. Artinya, menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang berasal dari masyarakat pada umumnya, atau terhadap tuntutan orang-orang lain khusunya.

  • Orientasi Penyesuaian diri 
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan depresi, dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa di kelas (Kartono 2000). 
Orientasi Penyesuaian Diri yaitu apabila seorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.
Jadi setiap manusia pasti mengalami yang namanya penyesuaian diri dimana orang tersebut harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dimana ia berada dengan orang-orang yang berbeda. 
 
  • Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai tarap kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Ketiga orientasi ini menurut Sadli dapat dijadikan ukuran kesehatan jiwa.
Untuk menetapkan suatu keadaan psikologis berada dalam keadaan sehat tidaklah mudah. Kalangan ahli kesehatan mental telah membuat kriteria-kriteria atau kondisi optimum seseorang dapat dikatakan berada dalam kondisi yang sehat. Kondisi optimum ini dapat dijadikan sebagai acuan dan arah yang dapat dituju dalam melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mental serta pencegahannya.
Istilah yang digunakan untuk menyebut kesehatan mental berbeda-beda, kriteria yang dibuat pun tidak sama secara tekstual, meskipun memiliki maksud yang sama. Dapat disebut di sini, Maslow menyebut kondisi optimum itu dengan self-actualization, Rogers menyebutnya dengan fully functioning, Allport memberi nama dengan mature personality, dan banyak yang menyebut dengan mental health.

Sumber :
http://risyaddiary.blogspot.com/2012/03/kepribadian-yang-sehat_22.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_lingkungan
http://www.referensimakalah.com/2012/12/orientasi-kesehatan-jiwa.html
http://hendrosusilo812.blogspot.com/2012/11/layananorientasi-dalam-pengembangan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

Kamis, 21 Maret 2013

Kesehatan Mental tulisan 2

Tulisan 2

Teori Kepribadian Sehat
  • Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. 
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
  1. Suatu metode penelitian dari pikiran.
  2. Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  3. Suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional
Aliran psikoanalisa : mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar, mimpi dan masa lalu.

  • Aliran Behavioristik
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Aliran behaviorisme mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, menusia di perlakukan sebagai mesin yang artinya manusia sebagai satu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum.

  • Aliran Humanistik
Aliran humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950 an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
  1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
  2. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
  3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
  4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
  5. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas
Aliran humanistik tidak mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, percaya pada kodrat individu, artinya individu pasti dapat dan harus mengatasi masa lampau atau psikoanalisis, secara kodrat biologis dan lingkungan.
Kritikan Humanistik terhadap Psikoanalisa dan Behaviorisme yaitu bahwa aliran psikoanalisa dan behaviorisme telah mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia.

Sumber :
http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=35
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
http://t4nti.blog.com/2009/10/10/perbadaan-aliran-psikoanalisa-humanistik-dan-behavior/
http://www.psychologymania.com/2011/09/mazhab-dan-aliran-dalam-psikologi.html
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/aliran-behaviorisme.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik